Pengalaman di Surabaya saat KMIPN
Selain lomba (Baca: Keamanan Jaringan 2018) sekalian kita juga jalan-jalan disana, mulai dari yang dekat penginapan sampai ke Kebun Binatang Surabaya. Pertama kali ke Surabaya tentunya yang ditemui pertama adalah bandaranya ya mirip-miriplah suasana bandara pada umumnya. Kita menunggu dijemput sama teman-teman PENS.
Kirain pas nyampe disana, orangnya melogat mirip pas aku lagi di Jakarta ternyata bueeda banget, disini ngomongnya lebih kental dan berat kalau sebut huruf B. Kita diantar-jemput dengan bis miliknya PENS ke Hotel Sahid Surabaya, bagusnya karena disana dekat mall dan stasiun kereta.
Cerita tentang lomba ku skip ya…
Malamnya setelah lomba, kirain sudah pada tepar ternyata anak-anak mau keliling di sekitar hotel sahid. Baru tau kalau miniatur kapal selam itu merupakan monumen. Padahal sudah dilewati oleh bis beberapa kali, dikirain cuma miniatur biasa. Tapi karena sudah malam, jadinya nongkrong di McD sambil ngobrol dengan yang lainnya.
Keesokan harinya, ada agenda City Tour yang dihandel oleh teman-teman PENS. Lokasi pertama di Monumen Pahlawan, karena kita berangkatnya siang jadi terasa banget panasnya. Di sekitar monumen ada barang-barang peninggalan sama seperti monumen pada umumnya, terdapat juga museum yang bisa dibilang terawat luar dan dalam.
Setelah sholat dzuhur kita lanjut ke House of Sampoerna, kirain museum lagi tapi ternyata bener museum bedanya itu bukan museum pahlawan, tapi it’s all about cigarette. Sampoerna, aku ingat itu adalah nama rokok. Pertama kali sampai, bau yang pertama tercium bau rokok. Awal berdirinya Dji Sam Soe diceritakan tapi aku tidak terlalu menyimak karena fokus hunting mengambil gambar.
Malam terakhir di Surabaya, aku dan Adel sibuk berdiskusi tentang itenerari kita keesokan harinya sebelum ke bandara, kita mau beli ole-ole. Hasil diskusinya, kita pergi ke Kebun Binatang Surabaya lihat berbagai jenis hewan, tentunya banyak hewan yang baru pertama kuliat seperti jerapah, unta, harimau, banteng dan berbagai jenis burung yang unik.
Setelah itu, kita lanjut ke tempat beli ole-ole, Pasar Turi atau Pasar Genteng. Kacaunya, aku tidak tahu kalau ada yang namanya Stasiun Pasar Turi, parahnya abang-abang G*ab nurunin kita di Stasiun Pasar Turi dan kita malah hampir masuk ke stasiun. Jalan kaki sedikit parahnya lagi ternyata Pasar Turi ada dua, yaitu Pasar Turi Baru dan Pasar Turi Lama. Paling parahnya lagi, ternyata Pasar Turi abis kebakaran jadi kondisinya masih kosong, sunyi jadi belum ada yang jualan.
Kelaparan melanda, kita keliling cari makan sampai akhirnya aku bertanya pada mas-mas warung nasi padang jalur ke Pasar Genteng untuk beli ole-ole. Kebetulan pas lewat angkot kosong, jadi kita sewa aja serombongan buat ke Pasar Genteng. Entah kapan terakhir tapi kali ini baru naik angkot lagi, rasanya lucu aja naik angkot di kota orang.
Sampai di tempat jual ole-ole karena penginapan sudah dekat, kita memutuskan untuk jalan kaki coeg. Aku, adel dan fauzan singgah di mall beli Burger King karena penasaran pengen coba. Setelah itu, kita lanjut pulang dengan berjalan kaki karena lokasi penginapan tidak jauh. Terakhir kita ke Bandara, let’s go home.
Original post 20 Januari 2019 di blog personal